Sabtu, 18 Desember 2010

makalah ISBD

Posted by jameel_brabe 19.21, under | No comments

MAKALAH
TEKNOLOGI
“IPTEK DIGITAL & IMTAQ DIGITAL”

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)















Di Susun Oleh:
Nama : Sabrun Jamil
NPM : 10.55201.756
Kelas : Pagi B
Fakultas/Jurusan : Teknik/TI


UNIVERSITAS MADURA
2010/2011

KATA PENGANTAR

Bismillahir Rahmanir Rahim!
Puja dan puji syukur terlimpah kepada Allah SWT., yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ipteq Digital dan Imtaq Digital”.
Makalah ini merupakan bentuk tugas yang diajukan untuk mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD).
Penyusun sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, baik secara penulisan ataupun materi. Untuk itu, kritik dan saran sangat pnyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan penyusun, makalah ini bisa bermanfaat untuk penyusun khususnya dan untuk pembaca pada umumnya. Paling tidak makalah ini bisa menjadi sumbangsih pemikiran ataupun sharing informasi untuk kita semua. Amien!
Akhirnya, kepada semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini, penyusun ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.
Pamekasan 02 Desember 2010
Penyusun,



SABRUN JAMIL


BAB I
PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
Era digital telah menciptakan dan melahirkan kemajuan yang sangat luar biasa di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Dimulai dengan hadirnya alat hitung, era komputer dan kemudian berkembang ke segala lini hingga merambah ke dunia penerbangan dan antariksa (luar angkasa). Perubahan yang luar biasa drastis terjadi di hampir semua sektor kehidupan. Tejadi quantum leap (lompatan waktu) yang sangat luar biasa dan mengagumkan, khususnya di bidang teknologi.
Era digital dimulai sejak ditemukannya bilangan biner, yaitu angka nol (0) dan satu (1). Bilangan biner tidak mengenal angka angka lain kecuali angka nol (0) dan satu (1) saja. Bilangan ini telah berhasil mengubah zaman analog (manual) menjadi zaman otomatis (digital).
Namun sayang, manusia hanya menggunakan teknologi bilangan biner (digital) pada bidang teknologi atau IPTEKnya saja, sehingga terjadi kepincangan antara manusia dan teknologi. Mestinya bukan hanya teknologi atau IPTEKnya saja yang mentransformasikan bilangan biner, manusia juga mestinya mentranformasikan bilangan biner, sehingga akan melahirkan peradaban manusia yang tinggi (ultimate civilization), yaitu manusia digital. Manusia yang hanya mengenal angka nol (0) dan satu (1) dalam prinsip hidupnya.
Angka nol (0) adalah lambang kesucian hati dan pikiran manusia, sedangkan angka satu (1) adalah lambang tuhan, atau hanya berprinsip kepada tuhan. Dengan kata lain Laa (0) Ilaha Illallah (1).
 PERMASALAHAN
Munculnya era IPTEK digital membawa peradaban manusia mencapai kawasan samawai (ultimate civilization). Perkembangan IPTEK juga mempengaruhi budaya manusia sebagai makhluk sosial yang berketuhanan.
Laju perkembangan IPTEK yang pesat membawa manusia pada peradaban tertinggi (ultimate civilization). Namun sayang, pelaku teknologi hanya mentransformasikan IPTEKnya saja, tidak begitu dengan IMTAQnya. Sehingga banyak terjadi kepincangan antara IPTEK dengan penggunanya. Misal, mereka telah memakai internet, laptop dan HP yang merupakan hasil teknologi digital dan diciptakan dari konsep bilangan biner nol (0) dan satu (1), namun banyak dari mereka yang justru mengalami stress atau gangguan kejiwaan serta tindak kejahatan dimana-mana.
Perkembangan IPTEK yang didasari dengan IMTAQ atau terintegrasinya IPTEK dengan IMTAQ akan membawa manusia pada “HIGT TECH HIGT TOUCH” atau dengan bahasa lain “mampu membawa lingkungan ke arah yang sesuai dengan hati nurani”. Higt Tech Higt Touch inilah yang diharapkan oleh John Naisbit.


Nah, berikut tanggapan atau komentar beberapa unsur masyarakat tentang teknologi.
 Achmad Imamuddin Arif (10) Siswa SD
“Teknologi sangat berguna bagi saya, karena dengan adanya teknologi saya bisa belajar dan bermain di internet, menyapa orang di seluruh dunia dengan facebook saya serta saya bisa membuat blog”.

 Umamah (19) Mahasiswa
“Teknologi itu: sarana yang akhirnya mencetak suatu peradaban. Dan teknologi itu seharusnya kita gunakan sebagai sarana yang positif, sehingga bermanfaat untuk kita”.

 Jigez (21) Personil band
Menurut saya. “teknologi itu sangat berguna untuk kehidupan kita, karena dengan adanya teknolgi hidup kita bisa terjamin dengan baik dan lebih mudah melakukan sesuatu”.

 Hasdiana Burhan (21) Ibu rumah tangga
Menurut saya. “Teknologi sekarang semakin canggih saja dan pastinya bermanfaat bagi kehidupan kita. Terutama dalam bidang pendidikan dan pekerjaan sehari-hari. Dalam bidang pendidikan saya bisa memberi materi/pelajaran untuk anak saya secara online, sedangkan dalam kehidupan saya sebagai ibu rumah tangga saya bisa mencari reserp-resep masakan (menu) di internet. Hehehe...!!!”.


 Andre Febriyanto (21) Pedagang kaki lima
“Teknologi itu penting bagi saya, tapi yang lebih penting adalah bagaimana cara kita menyikapi teknologi itu di tengah-tengah kita”.

 Mohammad Alim, S.Ag (35) Guru
“Teknologi itu tidak akan bisa kita halang datangnya, sebab itu sudah tuntutan zaman. Teknologi ibarat pisau bermata dua, ada aspek positif dan negatif. Tapi semua itu tergantung subjek yang menggunakan teknologi itu sendiri. Bila subjek yang menggunakan teknologi itu berdasar spiritual (IMTAQ), maka yang tercipta adalah aspek positif dari teknologi itu. Dan sebaliknya bila teknologi itu tidak terintegrasi dengan spiritualitas (IMTAQ), maka yang tercipta adalah aspek negatif dari teknologi itu”.

 Rahmatullah (36) Abang becak
“Wah, kalau ditanya seperti itu saya tidak bisa menjelaskan secara lengkap. Tapi bagi saya teknologi itu sangat berguna untuk pekerjaan saya. Semisal langganan saya butuh layanan dari saya, nah dia tinggal nelpon saya. Namun teknologi bagi saya juga ada mudaratnya, misal perselingkuhan merajalela dan anak kecil di bawah umur bisa menonton film porno”.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
2. Sejarah Teknologi
Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi ke bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).

3. IPTEK dan IMTAQ
Keutamaan IPTEK tercantum dalam Al-Quran surah:
• Al Mujadalah: 11
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, ’Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, ‘ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkan derajat orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan”.
• Az Zumar: 9
“(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut akan adzab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, ‘apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sebenarnya hanya orang-orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”.
• Al Baqarah: 269
“Dia Memberikan hikmah kepada siapa saja yang Dia Kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal sehat”.
(102 Hikmah adalah kemampuan untuk memahami syariat-syariat agama).



Keutamaan Mukmin yang berilmu
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
(QS.Az-Zumar[39]:9).

“Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman Allah”.
(QS.Al-Baqoroh[2]:269).

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(QS.Mujaadilah[58]:11).

Rasulullah saw pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin.
“Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini”.
(Hadits Nabi saw).

“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu”.
(Hadis Nabi saw).



Mengapa kita harus menguasai IPTEK?
Terdapat tiga alasan pokok, yakni:
1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara Islam, ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEKnya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
Bagaimana dengan IMTAQ?
IPTEK harus berimbang dengan IMTAQ. Jika kita bertanya, mana yang harus dimiliki terlebih dulu? Apa jawaban anda? Menurut saya, tentu saja IPTEK. Mengapa? Anda jangan berpikir bahwa yang namanya IPTEK itu hanya sebatas teknologi. Bukankah cara membaca Al Quran, cara Shalat, cara berwudlu dan lain-lain itu juga merupakan IPTEK? Bagaimana kita bisa ibadah jika ilmu untuk beribadah itu pun kita tak punya? Namun, tetap saja, jika kita telah mendapatkan IPTEK, segeralah imbangi diri anda dengan IMTAQ.
Tahukah anda, apa saja yang dapat melemahkan iman?
Terjerumus ke dalam kemaksiatan. Malas Ibadah. Memudarnya tali ukhuwah islamiyah. Sibuk dengan urusan duniawi. Mencela kebaikan yang kecil. Sedangkan hal-hal yang dapat membangkitkan keimanan kita adalah “Tilawah”; berteman dengan orang-orang yang shaleh.

3. Integrasi IPTEQ dan IMTAQ
Diakui bahwa IPTEK, disatu sisi telah memberikan “berkah” dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, IPTEK telah mendatangkan “petaka” yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
Dalam perkembangannya lebih lanjut, setelah terjadi revolusi industri di Barat , terutama sepanjang abad XVIII dan XIX, sains bahkan menjadi “agama baru” atau “agama palsu”(Pseudo Religion).
Dalam kajian teologi modern di Barat, timbul mazhab baru yang dinamakan “saintisme” dalam arti bahwa sains telah menjadi isme, ideologi bahkan agama baru. Namun sejak pertengahan abad XX, terutama seteleh terjadi penyalahgunaan IPTEK dalam perang dunia I dan perang dunia II, banyak pihak mulai menyerukan perlunya integrasi ilmu dan agama, IPTEK dan IMTAQ.
Pembicaraan tentang IPTEK mulai dikaitkan dengan moral dan agama hingga sekarang (ingat kasus kloning misalnya). Dalam kaitan ini, keterkaitan IPTEK dengan moral (agama) di harapkan bukan hanya pada aspek penggunaannya saja (aksiologi), tapi juga pada pilihan objek (ontologi) dan metodologi (epistemologi)-nya sekaligus.


Di Indonesia, gagasan tentang perlunya integrasi IMTAQ dan IPTEK ini sudah lama digulirkan. Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan IPTEK dalam sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang kuat, sehingga pengembangan dan kemajuan IPTEK tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.
Secara lebih spesifik, integrasi IMTAQ dan IPTEK ini diperlukan karena empat alasan.
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, IPTEK akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila IPTEK disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas IMTAQ, IPTEK bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. IPTEK dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, IPTEK hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, IPTEK yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.



Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan IMTAQ dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar IMTAQ, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, IPTEK dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.
Maka integrasi IMTAQ dan IPTEK harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan:
Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka” (Q.S. Al-Baqarah :201).




BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Laju teknologi takkan mungkin kita bendung datangnya karena itu sudah tuntutan zaman. Suatu masyarakat yang membendung datangnya teknologi, maka bisa dikatakan peradabannya tertinggal (primitif). Sebaliknya jika suatu masyarakat menerima datangnya teknologi tersebut maka peradabannya bisa dikatakan maju (modern). Apalagi kalau teknologi diintegrasikan dengan imtaq, maka akan melahirkan “HIGT TECH HIGT TOUCH” yang diharapkan oleh John Naisbit.
Teknologi memang laksana “pisau bermata dua”, ada dampak positif dan dampak negatif. Namun, itu semua tergantung kita menyikapi dampak-dampak dari teknologi itu. Jika kita memakai teknologi itu tidak berdasarkan IMTAQ atau tidak terintegrassinya antara IPTEK dengan IMTAQ, maka yang terjadi adalah dampak negatif dari teknologi itu, sedangkan jika kita memakai teknologi itu berdasarkan IMTAQ atau dengan kata lain terintegrasinya IPTEK dengan IMTAQ, maka yang terjadi adalah aspek positif dari teknologi itu.

 SARAN
Sudah saatnya kita menerima datangnya teknologi dengan hati terbuka serta datangnya teknlogi harus kita integrasikan dengan IMTAQ sehingga akan tercapai “HIGT TECH HIGT TOUCH” ataupun “mampu membawa lingkungan ke arah yang sesuai dengan hati nurani”.

DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power: Sebuah Inner Journey melalui Al-Ihsan. Jakarta: Penerbit arga, 2003
Http://www.id.wikipedia.org/wiki/teknologi
Http://Nurzihan-mohammad.blogspot.com
Http://www.indomuslim.co.cc/iptek

0 komentar:

Posting Komentar

CUMA KLIK, DAPET DUIT